Angkringan Bernuansa Jadoel ala Omah Lawas Solo

BAGIKAN DI: Facebooktwitterpinterestlinkedintumblr

Angkringan -orang Solo biasa menyebutnya wedangan (tempat menjual / menikmati minuman)- biasanya identik dengan gerobak yang menjadi etalase makanan dan cahaya remang-remang dari lampu petromaks yang digunakan sebagai penerangan. Tidak hanya sebagai tempat makan, angkringan juga menjadi wadah interaksi warga untuk sekedar bersosialisasi hingga memperbincangkan isu-isu serius dengan suasana yang cair. Popularitasnya sebagai kuliner rakyat tak pelak menarik perhatian bagi para pebisnis kuliner untuk mengembangkannya dengan memberi berbagai sentuhan inovatif. Ini bisa dilihat di Solo, dimana makin banyak angkringan dengan konsep yang lebih modern, meski tetap mempertahankan nuansa bersahajanya. Membuat tempat yang lebih nyaman dan pilihan menu yang lebih variatif. Salah satu tempat yang mengusung konsep ini adalah Wedangan Omah Lawas.

Wedangan Omah Solo(2)

                       Aneka menu di Omah Lawas

Lokasi Omah Lawas tak begitu jauh dari Stasiun Balapan Solo, di Jl. Dr. Supomo No.55. Memanfaatkan sebuah kompleks bangunan rumah kuno yang cukup luas sebagai lokasinya, Omah Lawas mencoba menawarkan konsep angkringan yang unik dengan nuansa vintage. Ada beberapa bangunan di dalam kompleks tersebut dan tempat parkir yang cukup lapang. Bangunan utama yang berada di depan bisa menampung puluhan orang, sekaligus sebagai tempat memajang aneka makanan ala angkringan. Di sini pembeli bisa bebas mengambil sendiri menu pilihannya dan menikmatinya sambil lesehan atau di meja yang disediakan.

Bila ingin suasana yang lebih terbuka, bangunan kedua di sisi kompleks juga tak kalah menariknya. Di sini disediakan banyak meja dan kursi pada bagian terasnya yang lapang. Tempatnya sangat nyaman untuk bersantai dan bersantap malam bersama teman atau keluarga. Dari sisi menu, Omah Lawas menawarkan puluhan jenis hidangan khas angkringan. Sebagian menu standar angkringan, dan lebih banyak lagi menu yang inovatif. Nasi kucing atau nasi bungkusnya saja ada banyak pilihan isian. Dari nasi oseng lombok ijo, nasi gudeg, hingga nasi bogana. Nasi bogana ini isinya cukup mewah untuk ukuran angkringan. Di dalamnya ada telur pindang, suwiran daging, kering kentang, dan krecek.

Nasi Bogana

                            Nasi Bogana ala Omah Lawas

Lauk yang ditawarkan di sini juga sangat menarik dan bisa membuat bingung yang memilih karena jenisnya begitu banyak. Aneka gorengan dan baceman khas angkringan tentu tak bisa dilewatkan. Belum lagi ditambah berbagai macam jenis sate-satean yang menggugah selera. Di antaranya ada sate cumi hitam, sate keong, sate otak-otak, sate siomay, sate bakso, sate sosis yang berukuran besar, hingga yang standar seperti sate usus dan sate telur puyuh. Di sini pembeli cukup mengambil makanan yang mereka suka, membayarnya di kasir, dan pelayan akan mengantarkannya ke nomor meja yang telah ditentukan. Beberapa jenis lauk biasanya dibakar lebih dahulu agar lebih nikmat dan hangat saat disantap.

Seperti layaknya /wedangan, Omah Lawas lebih banyak menyediakan minuman tradisional. Ada wedang uwuh yang berisi aneka rempah, wedang jahe jeruk yang mengombinasikan rasa asam segar dengan pedas rempah, wedang dewa yang konon bisa membangkitkan vitalitas, wedang ronde, wedang tape, teh tarik, kopi jos, dan masih banyak lagi. Tak ada yang bisa mengalahkan nikmatnya menyesap wedang yang menghangatkan badan di kala malam, sembari terlibat dalam obrolan akrab bersama teman. Rasa capek dan tegang selama seharian bekerja seolah luruh begitu saja. Berganti suasana teduh yang menenangkan.

Wedangan Omah Lawas

Buka: 17.00 WIB – …

Lokasi: Jl. Dr. Supomo No.55, Solo. Tidak jauh dari Stasiun Balapan.

 

 

Updated: 4 Maret 2016 — 10:14 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *