Selain kota budaya, Solo juga dikenal sebagai salah satu pusat kuliner di Jawa Tengah. Keunggulan kuliner Solo bukan hanya pada jenisnya yang beragam, lebih dari itu adalah kualitas rasa yang selalu terjaga. Dari kuliner kaki lima yang merakyat hingga resto gedongan, sama-sama menawarkan petualangan rasa yang mudah membuat pengunjungnya jatuh hati. Jangan heran kalau menemukan tempat makan enak justru di emperan toko atau pinggir trotoar. Yang jual pun tak jarang hanya membawa gendongan berisi aneka makanan atau gerobak dorong. Bagi mereka yang gemar icip-icip, Solo dijuluki sebagai kota goyang lidah yang senantiasa ngangeni (mudah bikin kangen).
Berikut adalah 8 tempat makan enak yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke kota Solo. Kali ini khusus untuk tempat yang menawarkan sajian khas atau tradisional Solo.
Di Solo sebenarnya ada sangat banyak pilihan nasi liwet yang enak, namun semua terpulang pada selera masing-masing. Dibandingkan yang lain, nama Nasi Liwet Wongso Lemu memang jauh lebih populer dan lebih familiar bagi pengunjung dari luar kota. Bersantap di Wongso Lemu kita juga disuguhi nuansa khas Solo lewat iringan musik tradisional Jawa beserta sindennya. Ingin mencoba nasi liwet yang lain? Tak masalah. Ada pula Nasi Liwet Mbak Giyem di Solo Baru, Nasi Liwet Yu Sani di Jl. Raya Solo Baru, atau bisa juga menjelajah seputaran Stadion Manahan untuk menikmati nasi liwet di pagi hari.
Kuliner yang satu ini mungkin masih terdengar asing bagi orang dari luar Solo. Seperti namanya, kere yang berarti miskin, sate yang satu ini diibaratkan makanan rakyat jelata yang hidup dalam segala keterbatasan. Alih-alih menggunakan daging, bahan utama sate kere adalah gembus atau ampas tahu. Meski demikian, sekarang sate kere juga dilengkapi dengan beberapa jenis sate jeroan sapi seperti babat, iso, ataupun kikil. Kunci kelezatan dari sate kere terletak pada bumbu kacangnya. Sambal kacang sate kere yang enak biasanya sudah menguarkan aroma yang sedap saat disiramkan di atas sate kere yang masih panas. Rasanya gurih, manis, pedas dengan aroma daun jeruk yang lamat-lamat. Kacangnya pun sengaja tidak ditumbuk terlalu halus sehingga teksturnya makin memperkaya makanan. Selain di depan Sami Luwes (Jl. Honggowongso), ada pula Sate Kere Yu Rebi di Jl. Kebangkitan Nasional (dekat Sriwedari) dan Sate Kere Mbak Tug di Jl. Arifin (depan Es Nini Thowong).
Warung Selat Solo Mbak Lies di Serengan, Solo, sangat cocok bagi mereka yang mencari tempat bersantap nikmat dengan nuansa yang unik dan tidak membosankan. Pernak-pernik barang antik yang menghiasi warung membuatnya mirip sebuah ruang pameran. Di sini anda bisa memilih selat bistik atau selat galantin yang disiram dengan kuah kecokelatan yang segar. Rasanya manis-gurih dan dilengkapi dengan mustard khas buatan sendiri. Selain di tempat ini, selat Solo juga bisa dijumpai di Selat Viens, RM Mekar Sari, RM Kusuma Sari, dan Warung Es Masuk.
Berkunjung ke Solo belumlah lengkap tanpa menyantap masakan khas berbahan tulang belulang dan bagian kepala kambing ini. Tengkleng kurang lebih mirip dengan gulai, namun kuahnya lebih encer dan segar karena tidak menggunakan santan. Keistimewaan Tengkleng Klewer Bu Edi adalah daging kambingnya yang empuk dan kuahnya yang gurih dan terasa ringan saat disantap. Daging yang melekat pada tulang kambing begitu mudah luluh di dalam mulut. Sama sekali tak ada bau prengus kambing yang bisa meruntuhkan selera makan. Potongan-potongan bagian kepala kambing juga telah dibersihkan sedemikian rupa dan dirangkai dengan tusukan sate agar lebih mudah disantap. Sensasi lainnya adalah bersantap tengkleng dengan alas pincuk daun pisang yang membuatnya makin terasa sedap.
Jika ingin mencicipi tengkleng kambing dengan citarasa yang lebih garang, silakan singgah ke Tengkleng Rica Pak Manto di Jl. Honggowongso. Di sini tengkleng dimasak lagi dengan tambahan bumbu kecap manis dan cabai yang cukup banyak. Dijamin membuat dahi berpeluh nikmat saat menyantapnya.
Bagi yang menyukai makanan berkuah, Solo pun memiliki andalan tersendiri: timlo. Untuk menu yang satu ini, Timlo Sastro di Pasar Gede adalah salah satu kuliner legendaris Solo yang patut dicoba. Timlo Sastro sudah ada lebih dari 60 tahun yang lalu dan hingga kini masih setia melayani pelanggannya dengan kualitas masakan yang prima. Timlo Sastro berisikan potongan-potongan sosis Solo goreng, daging ayam, hati/ampela, dan telur pindang yang disiram dengan kuah kaldu tipis yang gurih dan menyegarkan. Selain di sini, anda juga bisa menjumpai menu timlo khas Solo di Warung Es Masuk.
Gudeg yang satu ini boleh dibilang sangat fenomenal. Gudeg Ceker Bu Kasno baru buka tengah malam, namun warung tendanya tak pernah sepi pembeli. Jangan heran jika melihat antrian yang sudah sangat banyak meski dagangan belum selesai ditata dan Bu Kasno-nya pun belum terlihat di warung. Daya pikatnya apalagi kalau bukan ceker ayam pelengkap gudeg yang begitu lunak dan dimasak opor nan gurih. Cukup dikulum di mulut saja ceker ayam sudah langsung terlepas dari tulung-tulang kecilnya. Selain nasi, gudeg juga bisa disantap dengan bubur. Tempat lain yang juga menyediakan menu gudeg ceker adalah Gudeg Bu Mari di dekat kompleks Matahari Singosaren.
Jika ingin menikmati olahan sate kambing dengan versi yang tidak biasa, sate buntel adalah solusinya. Sate buntel ini juga cukup identik dengan kota Solo. Dimanapun ada warung sate kambing, biasanya disediakan pula menu sate buntel ini. Sate Buntel Tambak Segaran merupakan salah satu juaranya. Daging kambing dicincang kemudian dibungkus dalam lembaran tipis lemak kambing. Saat dibakar, lapisan lemak ini meleleh dan menguarkan aroma sedap yang sungguh menggoda. Untuk penyajiannya, sate buntel dipadukan dengan bumbu kecap dan irisan cabai, kol, dan bawang merah segar. Tempat lain yang cukup terkenal dengan sate buntelnya antara lain: Sate Kambing Mbok Galak, Sate Kambing Bu Bejo, Tengkleng Rica Pak Manto.
Cabuk rambak termasuk kuliner khas Solo yang keberadaannya sudah semakin langka. Untungnya sentra kuliner di kompleks Stadion Manahan menyediakan ruang khusus bagi para penjaja makanan tradisional, sehingga di sini kita bisa mudah menemukan penjual cabuk rambak. Kuliner yang satu ini komposisinya sangat sederhana dan harganya pun sangat merakyat. Lontong atau ketupat berbentuk persegi dipotong tipis memanjang, kemudian disajikan dengan siraman sambal wijen yang gurih dan kerupuk gendar (atau karak). Makin nikmat saat disantap dengan alas pincuk daun pisang.