Babi Guling Bu Oka, Primadonanya Kuliner (Non-Halal) di Ubud Bali

BAGIKAN DI: Facebooktwitterpinterestlinkedintumblr

Babi Guling Bu Oka barangkali salah satu kuliner Bali yang paling banyak dibicarakan turis dari dalam maupun luar negeri. Bahkan pakar kuliner mancanegara pun sampai dibuat penasaran olehnya. Kuliner non-halal berbahan babi memang lebih populer di Bali jika dibandingkan olahan hewani lainnya, seperti sapi misalnya. Ini bisa dipahami karena mayoritas masyarakat Bali yang beragama Hindu tidak mengonsumsi daging sapi. Banyak warung yang menjajakan masakan berbahan babi, dari yang model sate hingga panggang utuh (guling), dan masing-masing tempat memiliki penggemarnya tersendiri.

(foto: nongkrongbarengtj.files.wordpress.com)

                               (foto: nongkrongbarengtj.files.wordpress.com)

Berlokasi di Ubud, Warung Babi Guling Bu Oka ini konon sudah ada sejak tahun 1970. Melayani pelanggan selama puluhan tahun, popularitasnya tak kunjung surut. Sebaliknya, Babi Guling Bu Oka justru semakin dikenal masyarakat luas dari luar pulau maupun luar negeri. Cabangnya pun bertambah. Kini setidaknya ada tiga cabang Babi Guling Bu Oka. Warungnya tak pernah sepi pengunjung. Saat jam-jam ramai, pembeli pun harus rela sedikit berkorban kenyamanan saat bersantap. Tidak hanya karena harus berdesakan, tapi juga karena harus segera bergantian tempat duduk begitu selesai makan. Tak banyak waktu untuk sekedar bersantai sejenak.

Cara memasak Babi Guling Bu Oka ini ternyata cukup rumit. Banyak komponen yang harus diperhatikan dari pemilihan bahan, penggunaan bumbu, hingga cara memasak. Yang digunakan adalah babi yang berumur muda. Sebelum dimasak, babi dibersihkan dulu dengan air hangat dan bagian jeroannya dikeluarkan. Setelah itu babi diisi dengan aneka macam bumbu dan ditusuk dengan kayu kopi yang panjang. Setelah ditusuk ini babi masih dibilas lagi dengan air kelapa agar saat dipanggang kulitnya bisa berwarna kemerahan dan lebih gurih.

Proses pemasakannya dengan slow cooking. Babi dipanggang di atas api yang tak terlalu besar, sembari terus diputar-putar (diguling) agar matangnya merata. Panggangannya masih tradisional dengan bahan bakar kayu kopi. Saat memutar harus hati-hati agar bagian kulit tidak gosong dan menimbulkan rasa pahit. Pemanggangan butuh waktu cukup lama, kurang lebih 5 jam. Setelah matang, daging babi dipotong-potong atau disayat dan disajikan bersama nasi campur khas Bali. Dengan pengolahan yang begitu detail dan rumit ini, warung Bu Oka terus menjaga kepuasan pelanggannya selama puluhan tahun.

 

Babi Guling Bu Oka

Lokasi:

  1. Jl. Suweta, Ubud Tengah
  2. Jl. Raya Mas, Ubud
  3. Jl. Tegal Sari No. 2, Ubud ( rumah )

Buka: 11.00 – 18.00 WITA

 

 

Updated: 11 Agustus 2016 — 9:40 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *