Bebek Palekko, Jatuh Cinta pada Jumpa Pertama

BAGIKAN DI: Facebooktwitterpinterestlinkedintumblr

*Kontributor: Intania P.

Saat mengunjungi Makassar, tentu saja tak boleh melewatkan kuliner di kota ini. Lupakan dulu diet. Tak perlu ingat-ingat kalau kolesterol berlebihan itu bahaya. Lidah perlu dimanjakan di surga makanan enak ini. Siapa pecinta kuliner yang tak pernah dengar coto makassar, palu basa, sop konro, dan pisang ijo? Anda tak bisa disebut sebagai penyuka kuliner jika tak kenal makanan Sulawesi Selatan tersebut.

Bebek Palekko (Foto: Intania P.)

Dalam setiap kunjungan ke Makassar yang tak seberapa banyak ini, saya tentu saja tak melewatkan semua makanan wajib di atas. Coto, palu basa, dan sup konro dengan mudah saya temukan di pinggir-pinggir jalan dan semua rasanya enak. Pada kunjungan ketiga ini, saya agak lama berada di Makassar, sembilan hari. Meski senang saja saya makan coto setiap hari, ada juga keinginan untuk mencoba makanan yang berbeda. Tiap kali naik angkutan, saya selalu tanya ke sopir tentang kuliner yang terekomendasi di kota ini. Di hari ketiga, saya ketemu sopir yang cerita tentang bebek palekko. Nah, ini baru pertama kali saya dengar. Pas pula warungnya ada di depan kompleks Kantor Gubernur, tujuan saya hari itu. Karena terpengaruh cara berceritanya yang menggebu-gebu, lepas urusan di kantor pemprov saya langsung menyeberang untuk membuktikan enaknya bebek palekko.

 
Bebek palekko adalah masakan bebek khas daerah Pinrang, sekira 180km dari Ibukota Provinsi Sulsel. Kata palekko berasal dari bahasa Bugis yang berarti masak. Orang Bugis biasa menyebutnya dengan Nasu Palekko. Nasu adalah bebek. Nama warungnya Lego-lego, berasal dari sebutan untuk teras rumah panggung masyarakat Bugis. Kalau di Jawa, mirip dengan lesehan.

 
Tak menunggu lama dari saat memesan, satu set bebek palekko tersaji di meja saya. Satu set bebek palekko ini berisi sepiring bebek masak, sepiring nasi, dan semangkok kuah sup berisi soun dan daun bawang. Meski disajikan secara sederhana, bebek palekko sudah berhasil menggugah selera saya dan baunya membuat air liur saya terproduksi berlebih. Sekilas, bebek palekko mirip sekali dengan rica-rica. Ia berupa potongan daging dan tulang bebek yang dimasak dengan rempah-rempah dan berwarna kekuningan. Rasa dominannya adalah perpaduan antara gurih, asin, dan pedas. Tentu saja rasa gurih berasal dari bebek itu sendiri. Rasanya tak cukup satu piring untuk makan bebek palekko. Ditambah lagi kuah supnya yang sederhana namun bisa menjadi pelengkap yang cocok untuk menyegarkan mulut di tengah-tengah proses makan bebek yang berminyak ini.

 
Bebek masak ini bumbunya kuat dan juga sangat berminyak. Jika tak diberi cerita oleh penjualnya, saya akan anggap minyak bebek palekko berasal dari minyak sawit. Rupanya minyak itu benar-benar dari bebek yang saat dimasak memang mengeluarkan minyak. Itu pula yang membuat masakan ini makin gurih. Tak heran pula kalau daging bebek ini sangat empuk karena masaknya lama. Bayangkan bebek yang gurih itu bertemu dengan sereh, lengkuas, serta bumbu-bumbu dasar lain yang dihaluskan hingga meresap ke dalamnya. Ada juga sedikit rasa asam dari masakan ini. Rupanya bebek palekko tidak dibuat dengan memakai asam jawa, tetapi mangga yang dikeringkan. Sungguh menggoda. Bebek palekko kini akan jadi menu wajib saya kala datang ke Makassar, selain coto dan ikan bakar segar.

 
Bebek Palekko dari RM Lego-Lego
Lokasi: Jl. Urip Sumoharjo, Makassar. Depan kompleks Kantor Gubernur

 

Updated: 28 Maret 2017 — 3:58 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *