Masih segar dalam ingatan, bagaimana jahe merah menjadi primadona di masa pandemi Covid-19. Banyak orang meyakini jahe memiliki berbagai khasiat kesehatan, khususnya kemampuannya dalam membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Lantas bagaimana jika ingin memiliki stok jahe sendiri di rumah? Apakah jahe bisa tahan lama? Berikut ini adalah cara menyimpan jahe dan informasi singkat mengenai jenis-jenis jahe yang ada di Indonesia.
Cara Menyimpan Jahe Segar
Kebanyakan orang memilih jahe bubuk atau jahe sachet karena praktis dan tahan lama, tapi sebenarnya jahe segar pun bisa awet jika tahu cara menyimpannya. Berikut ini adalah tips menyimpan jahe segar agar tahan lama dan kualitasnya terjaga:
- Cuci jahe di bawah air mengalir sampai bersih dari tanah yang masih menempel
- Tempatkan jahe dalam wadah yang ada tutupnya (bisa semacam Tupperware atau toples plastik). Isi wadah dengan air dan pastikan semua jahe terendam sempurna. Tutup wadah dengan rapat.
- Simpan jahe di dalam kulkas. Kalau tak ada kulkas bisa disimpan dalam suhu ruangan.
- Ganti air dalam wadah setiap tiga hari sekali. Kalau air tidak diganti, warna kulit jahe bisa berubah menjadi hitam keunguan, tapi bagian dalamnya masih bagus.
Jenis-Jenis Jahe
Di Indonesia ada beberapa jenis jahe, di antaranya adalah jahe merah, jahe emprit, dan jahe gajah.
Jahe Merah
Seperti namanya, jahe ini berwarna merah dan rasanya lebih pedas daripada jenis yang lain. Kandungan dalam jahe merah antara lain gingerol, minyak atsiri, zingeron, dan phenolic. Itulah kenapa manfaat jahe merah untuk kesehatan cukup banyak:
- Gingerol memunculkan rasa pedas yang berguna untuk menghangatkan tubuh dan membantu pemulihan dari flu atau pilek.
- Senyawa phenolic membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan.
- Minyak atsiri dalam jahe merah membantu meredakan batuk.
- Zingeron bermanfaat untuk mencegah peradangan atau inflamasi.
Karena rasa dan khasiat jahe merah yang lebih unggul dari varian jahe yang lain, tidak heran jika harganya juga lebih mahal.
Jahe Emprit
Ini adalah sebutan untuk jahe yang ukuranya cenderung lebih kecil dibanding jahe biasa. Jahe emprit mempunyai rasa yang lebih pedas dari jahe biasa, tapi dari segi harga lebih murah dari jahe merah. Para penikmat minuman rempah biasanya lebih suka menggunakan jahe emprit karena rasanya lebih intens.
Manfaat jahe emprit antara lain untuk mengatasi masalah pencernaan, seperti mual, muntah, perut kembung, dan sembelit.
Jahe Gajah
Jahe gajah memiliki ukuran yang lebih besar daripada jahe merah maupun jahe emprit. Meski begitu, jahe gajah rasa pedasnya lebih moderat. Jahe jenis ini cocok menjadi bahan untuk permen atau manisan karena rasanya tidak terlalu menyengat.
Manfaat jahe gajah di antaranya adalah membantu mengurangi rasa nyeri, mengatasi gangguan pencernaan, dan meningkatkan sirkulasi darah.
Minuman Jahe Makin Populer
Sekarang ada semakin banyak tempat makan yang menyediakan minuman berbahan dasar jahe, dari angkringan hingga rumah makan besar. Ada banyak varian minuman jahe, dari wedang jahe yang sederhana, jahe jeruk, jahe susu, hingga yang memadukan ragam rempah-rempah Indonesia. Wedang ronde juga merupakan salah satu jenis minuman berbahan dasar jahe yang banyak penggemarnya.
Membuat minuman jahe sendiri di rumah pun bukan hal yang sulit. Bahan-bahannya banyak tersedia di pasar ataupun super market. Ada satu tips penting saat meracik minuman jahe: bakar dan geprek jahe terlebih dulu sebelum menyeduhnya dengan air panas, agar rasa dan aromanya lebih keluar.
Minuman jahe apa yang menjadi favoritmu? Apakah ada saran atau tips lain dalam menyimpan jahe segar? Bagikan pendapatmu di kolom komentar di bawah ini.