




Rasanya tak ada yang bisa mengalahkan nikmatnya menyantap tongseng iga pedas berteman segelas bandrek hangat di tengah sejuknya udara pegunungan. Kopeng, sebuah daerah di lereng Gunung Merbabu, yang sedari dulu dikenal sebagai lokasi wisata alam kini juga memiliki satu destinasi kuliner yang digandrungi banyak orang, yakni Waroeng Nggoenoeng.
Disini anda bisa menikmati aneka olahan iga dan minuman tradisional sembari ditemani keindahan pemandangan sekitar dan udara yang bersih. Dari depan warung, Gunung Telomoyo tampak jelas. Sementara dari bagian pendopo di belakang warung terlihat puncak Gunung Merbabu.
Waroeng Ngoenoeng terletak di tepi Jalan Raya Salatiga – Kopeng, jalan utama yang menghubungkan Kota Salatiga dengan Magelang. Secara administratif Kopeng sebenarnya masuk dalam wilayah Kabupaten Semarang, namun banyak orang yang lebih mengenalnya sebagai bagian dari lokasi wisata Kota Salatiga. Jaraknya hanya kurang lebih 15 km dr pusat kota Salatiga.
Lokasi Waroeng Nggoenoeng yang strategis membuatnya menjadi tempat singgah favorit para pelancong yang sedang berkunjung ke Kopeng. Bahkan tak jarang orang dari luar kota seperti Magelang, Temanggung, Yogyakarta, Solo, dan Kendal sengaja ke Kopeng hanya untuk menyantap olahan iga sapi Waroeng Nggoenoeng.
Ada tiga macam olahan iga sapi yang menjadi andalan warung ini, yakni: Iga Gongso, Tongseng Iga, dan Sup Iga Goreng. Masing-masing memiliki citarasa berbeda. Jika anda menghendaki olahan iga sapi tanpa kuah namun bercitarasa kuat, maka Iga Gongso menjadi pilihan tepat. Warga Semarang, Salatiga, dan sekitarnya mungkin lebih akrab dengan masakan Babat Gongso. Akan tetapi Waroeng Nggoenoeng memberikan sedikit sentuhan berbeda dengan menggunakan bahan dasar yang lebih berkelas, yakni iga sapi.
Hasilnya pun tak mengecewakan. Tak sedikit pelanggan yang terpikat dengan masakan Iga Gongso disini. Bumbunya sebenarnya sederhana, hanya menggunakan bawang putih, kecap, dan cabai rawit yang ditumis bersama dengan iga. Rasanya dominan manis-pedas dan warnanya kehitaman karena kecap.
Untuk Tongseng Iga, rasa rempahnya terasa cukup intens dengan tingkat kepedasan yang bisa disesuaikan. Kuah santannya tak terlalu kental sehingga tak menimbulkan rasa eneg. Di dalamnya juga disertai potongan-potongan tomat yang bisa memberi nuansa segar dan mengimbangi rasa kuah santan yang pekat.
Jika ingin menu dengan citarasa yang lebih ringan dan menyegarkan, tentunya Sup Iga Goreng merupakan pilihan sempurna. Iga yang telah digoreng disajikan bersama sup sayuran yang berbahan utama wortel dan kentang. Kuah kaldu begitu gurih dengan sedikit tendangan rasa pedas dari merica. Selain rasa, keunggulan olahan iga sapi di Waroeng Nggoenoeng ini adalah dagingnya yang empuk dan lebih sedikit lemak. Iga terlebih dulu dipresto sebelum diolah menjadi berbagai macam masakan.
Selain iga tersedia juga menu lain yang tak kalah menarik, dari makanan utama hingga makanan kecil, seperti Nasi Jagung Goreng, Babat Gongso, Pisang Bakar, Ubi Goreng, dan masih banyak lagi lainnya. Untuk minumannya ada Bandrek, Cokelat Jahe, Kopi Tubruk, Boyo Ngambang (kopi dikombinasikan dengan tepe ketan), Es Degan, dll.
Ibu Lany Kusnandar, sang pemilik warung, mengaku tidak terlalu ngoyo menjalankan warung ini. Kalau sudah terlalu lelah Bu Lany memilih menutup warungnya, meski jam buka resminya dari 07.00 – 18.00. Maklum, Bu Lany awalnya memang berniat menikmati masa tuanya di daerah pegunungan nan sejuk dan damai ini, setelah usaha toko kuenya yang cukup terkenal di Salatiga diteruskan oleh sang anak.
Buka: 07.00 – 18.00
Lokasi: Jl. Raya Salatiga-Kopeng km 12
Telp. (0298) 318001
Juli 2013