Selain Naniura, Ikan Arsik juga merupakan salah satu masakan eksotis khas Batak yang menggunakan ikan sebagai bahan utamanya. Yang sedikit membedakan adalah dalam cara mengolahnya. Naniura sama sekali tidak dimasak di atas api, sedangkan untuk ikan arsik tetap dimasak di atas api kecil. Ikan dibiarkan utuh dari kepala hingga ekor sekaligus dengan sisiknya, tanpa dipotong-potong, cukup dibersihkan dan diambil isi perutnya. Konon ikan yang dimasak secara utuh ini adalah perlambang keutuhan hidup manusia. Ikan arsik ini memang bukan hanya sekedar hidangan biasa, tapi juga memiliki pertautan erat dengan filosofi atau adat masyarakat Batak.
Di dalam upacara adat tertentu bahkan ada tata cara khusus dalam menyajikan ikan arsik. Dalam soal penataan misalnya, ikan arsik disajikan dalam posisi berenang dan saat diserahkan bagian kepalanya menghadap ke pihak yang menerima. Jika jumlah ikannya lebih dari satu, maka mereka harus diletakkan sejajar, seolah sedang bergerak beriringan menuju arah yang sama. Ini melambangkan kebersamaan dalam keluarga ketika menghadapi suatu masalah atau rintangan hidup. Ada pula kepercayaan bahwa ikan yang disajikan harus berjumlah ganjil, seperti satu, tiga, lima, dan tujuh. Satu ekor untuk pasangan pengantin baru. Tiga ekor untuk pasangan suami istri yang sudah memiliki anak. Lima ekor untuk pasangan atau orang tua yang sudah memiliki cucu. Sedangkan tujuh ekor adalah untuk pemimpin masyarakat Batak.
Walaupun mempunyai keterkaitan yang erat dengan adat tradisional Batak, bukan berarti ikan arsik tidak bisa dinikmati di luar upacara-upacara adat tersebut. Sajian khas nan eksotik ini tetap bisa ditemukan di rumah makan tertentu ataupun menjadi hidangan rumah yang bisa dinikmati sehari-hari. Mengolahnya tidak terlalu rumit, namun bumbu yang digunakan memang banyak dan ada sebagian yang mungkin akan sulit ditemukan di daerah luar Sumatera Utara. Andaliman, misalnya, adalah komponen bumbu yang penting dan akan memberi citarasa pedas yang khas pada arsik. Asam cikala (bunga kecombrang) selain bisa membantu menghilangkan bau amis ikan juga akan memberi aroma sedap yang khas. Bumbu-bumbu yang lain di antaranya ada cabai, bawang merah, bawang putih, kemiri, lengkuas, kunyit, dan lain-lain. Ikan mas dilumuri dengan bumbu-bumbu yang telah dihaluskan, lalu dimasak dengan sedikit air. Proses slow cooking dengan api kecil sampai air habis dan bumbu meresap sempurna. Selama memasak bisa juga ditambahkan sayuran seperti daun singkong atau kacang panjang (tanpa perlu dipotong-potong).
Di tengah berkembangnya industri kuliner dan wisata di Indonesia, aneka kuliner kuliner tradisonal nan eksotik semacam ikan arsik ini siapa tahu bisa menjadi keunggulan komparatif tersendiri. Tidak hanya untuk mengenalkan potensi daerah, tapi juga memuaskan dahaga para pelancong akan suatu pengalaman yang baru atau belum pernah ia temui sebelumnya.