Di Indonesia ini siapa yang tidak tahu martabak. Popularitasnya mungkin sepadan dengan aneka gorengan sebagai jajanan rakyat. Namun kini martabak semakin naik kelas, terutama karena sentuhan inovasi modern yang menawarkan lebih banyak varian rasa. Untuk martabak telur, kini tak hanya diisi telur bebek, daun bawang, dan daging saja. Beberapa tahun lalu kita mulai mengenal martabak telur spesial dengan isian yang lebih beragam karena di dalamnya ditambahkan jamur dan kornet. Yang terbaru adalah martabak telur dengan topping keju leleh di atasnya. Keju mozarella dipanaskan di atas martabak telur yang sudah matang. Idenya diadaptasi dari pizza.
Martabak manis atau terang bulan variasinya kini juga semakin berani. Belum lama publik dibikin penasaran dengan martabak empat/ delapan rasa. Kalau dulu hanya dikenal tiga isian utama –yakni cokelat, kacang, dan wijen–, kini penikmat martabak manis bisa memilih aneka rasa dari cokelat, red velvet, hingga grren tea. Penyajiannya pun lebih mirip pizza dengan aneka topping-nya. Bahkan putra Presiden RI pun turut meramaikan bisnis martabak kontemporer ini. Harganya pun tak bisa lagi dibilang murah, karena menggunakan topping yang berbahan premium.
Di tengah hingar-bingar rasa martabak manis kontemporer tersebut, di Kendal, Jawa Tengah, ada satu jenis martabak yang juga agak di luar pakem namun dengan inovasi selera tradisional. Rasanya lebih sederhana namun menggigit. Sebagian orang mungkin aneh mendengar istilah martabak ketan. Ada juga yang menduga bahwa adonan martabaknya yang diganti dengan ketan atau semacamnya. Martabak ketan ini bukan hoax, atau berita bohong. Makanan ini benar-benar ada dan rasanya tak kalah nikmat dengan martabak manis kekinian. Ketan yang digunakan pun bukan pengganti adonan martabak, melainkan sebagai isiannya.
Ketan hitam yang pulen dan wanginya menggoda, beserta parutan kelapa kukus adalah isian utama martabak ketan ini. Penyajiannya masih konvensional, tidak seperti martabak ala “pizza” zaman sekarang. Adonan martabak manis pada umumnya dimasak dalam pinggang berbentuk lingkaran, kemudian ketan hitam dan parutan kelapa ditaruh di atasnya. Begitu matang, martabak ditelungkupkan hingga berbentuk setengah lingkaran, lalu dipotong-potong persegi. Daging martabak yang lembut berpadu dengan manis gurihnya ketan hitam benar-benar menghadirkan sensasi rasa yang sulit dilupakan.
Berbeda dengan martabak manis kontemporer yang didominasi rasa manis yang kuat darj topping-nya, martabak ketan menawarkan rasa manis dan gurih yang seimbang, tidak membuat eneg. Cocok bagi yang tidak terlalu suka manis. Kunci kenikmatan martabak ketan memang terletak pada kualitas dan pengolahan ketannya. Apabila kurang pintar mengolah, ketan bisa terlalu lembek atau bahkan setengah matang. Aroma dan tekstur ketan yang pulen akan memberi nilai lebih. Di sisi lain, martabak ketan bisa membuat orang lebih cepat kenyang karena kandungannya cenderung berat, kulit dan isinya sama-sama karbohidrat. Hal ini mungkin tidak terlalu cocok dengan orang yang lebih suka ngemil makanan ringan. Kendati demikian, martabak ketan ini adalah salah satu jajanan yang patut dirayakan dan dilestarikan.
Martabak ketan yang istimewa ini bisa dibeli di kedai Kue Bandung & Roti Bakar Pak Tatang, Kaliwungu, Kendal. Tempat ini memang tidak spesifik menjual martabak ketan, namun sepertinya menu inilah yang menjadi pembeda. Selain rasa seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, martabak ketan Pak Tatang ini cukup tahan lama. Meskipun beli di malam hari, martabaknya masih terasa enak keesokan paginya. Teksurnya tidak lantas mengeras dan kering. Jika jauh dari Kendal, cobalah berburu di kota anda sendiri. Barangkali di kota anda juga ada yang menjual martabak ketan tapi belum banyak terekspos.
Martabak Ketan Pak Tatang (Kue Bandung & Roti Bakar Pak Tatang)
Lokasi:
– Jl. Alun-Alun Pasar Sore Pojok Bundaran, Kaliwungu – Kendal
– Rumah: Kp. Jukungan RT. 02 / RW. 02, Krajan Kulon, Kaliwungu – Kendal