Purwakarta adalah salah satu kota yang wajib disinggahi saat melakukan perjalanan lintas pantura jalur Semarang – Jakarta. Apalagi kalau bukan untuk mencicipi sate marangginya yang terkenal. Kota Purwakarta dalam beberapa tahun belakangan ini terlihat makin serius dalam menggarap potensi wisatanya, dan termasuk dalam hal ini juga wisata kulinernya. Bahkan konon pakar branding pun turut dilibatkan untuk menjadikan sate maranggi sebagai identitas kuliner Purwakarta. Targetnya tidak hanya lingkup nasional, namun juga internasional. Sate maranggi pun menjadi salah satu menu yang dipromosikan saat kunjungan Presiden Ri ke luar negeri.
Tempat favorit banyak orang untuk bersantap kuliner khas Purwakarta ini adalah Sate Maranggi Cibungur yang terletak di Jalan Raya Bungursari. Lokasi yang luas dan nyaman, serta fasilitas yang lumayan lengkap membuatnya menjadi tempat persinggahan yang menyenangkan bagi para pelancong. Konsep ruang terbuka yang diusung menjadi nilai plus. Aliran udara yang lapang membuat suasana lebih nyaman saat tempat ini dipadati pengunjung. Pohon-pohon besar di sekeliling rumah makan pun siap menangkal teriknya sinar matahari.
Sate Maranggi Cibungur menawarkan beberapa varian sate, ada yang daging sapi, kambing, maupun ayam. Yang terfavorit katanya adalah sate maranggi kambing. Tapi ini tidak berarti yang daging sapi dan ayam tidak enak, semua terpulang pada selera masing-masing. Di sini pembeli tidak memesan per porsi, melainkan per tusuk. Satu tusuk sate maranggi sapi dihargai Rp4.000,- (harga September 2016). Selain sate ada juga menu lain seperti sop kambing, gado-gado, karedok, dsb. Minumannya pun cukup variatif dari yang es teh, es kelapa muda, hingga es campur. Pelayanannya untuk tempat sebesar ini terbilang cepat. Tak sampai 15 menit pesanan sudah sampai di meja pelanggan. Tersaji sate maranggi dengan sambal berupa irisan tomat segar dan cabai rawit merah sebagai pendamping, serta beberapa bungkus nasi putih yang dibungkus daun pisang.
Kesan pertama saat melihat sate marangginya adalah ukuran daging yang terbilang kecil. Barangkali ini karena harga daging sapi yang sedang tinggi, karena berdasarkan pengakuan penikmat sate maranggi di sini potongan dagingnya dulu cukup besar. Sate maranggi tidak seperti umumnya sate ala Madura yang langsung disajikan dengan siraman sambal kacang. Daging sate maranggi sudah dimasak terlebih dulu sehingga rasanya sebetulnya sudah lumayan enak dimakan begitu saja tanpa cocolan bumbu atau sambal lain. Rasa satenya cenderung manis gurih, tapi tidak berlebihan. Jika ingin rasa yang lebih nendang tinggal siramkan kecap di atas irisan tomat dan cabai rawit sebagai cocolan.
Selain nasi bungkus daun pisang, sate maranggi bisa disantap dengan lontong yang pulen. Tak kalah nikmatnya. Sayang keinginan untuk mencoba menyantap sate maranggi dengan uli bakar dan sambal oncom urung terwujud karena tak tersedia di menu. Sate maranggi dengan uli bakar dan sambal oncom ternyata lebih berkiblat ke model Cianjur, bukan Purwakarta. Yang juga mengejutkan dari Sate Maranggi Cibungur ini adalah sambal tomatnya. Rasanya segar, tapi pedasnya luar biasa nendang. Bagi penggemar masakan pedas, sambal macam ini akan semakin menambah selera makan. Untuk meredam rasa pedas tak ada yang lebih menyegarkan dari es kelapa muda yang disajikan dalam cangkir stainless.
Sate Maranggi Cibungur
Lokasi: Jalan Raya Bungursari, Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat
Buka: 07.00–21.00
Selamat siang,
Mohon ijin untuk menggunakan foto sate maranggi cibungur di atas untuk majalah internal perusahaan & majalah tersebut tidak diperjualbelikan.
Terima kasih,
Ani