Pak Minto ini bisa dibilang living legend -nya dunia kuliner malam di Salatiga, khususnya bagi para penggemar nasi goreng Jawa. Meski sudah puluhan tahun berjualan nasi goreng (dimulai kira-kira sejak awal tahun 1970-an) dan memiliki banyak pelanggan dari berbagai kalangan, Pak Minto tetap mempertahankan kebersahajaannya. Warungnya tak banyak berubah, hanya berupa warung tenda kecil dengan 2 atau 3 bangku kayu panjang di dalamnya, dan tanpa meja.
Seru juga melihat Pak Minto beraksi memasak nasi goreng di tengah kepungan para pembeli.. Belum lagi adegan lucu kalau ada pembeli yang bersin-bersin karena tak tahan tajamnya aroma bumbu atau cabe yang sedang dimasak. Tapi begitulah kehangatan tercipta dalam warung tenda yang tak seberapa besar ini.
Nasi goreng disini menganut model magelangan atau gunungkidulan (Pak Minto sendiri berasal dari Wonosari, Gunung Kidul) yang menyertakan sedikit mie gepeng sebagai bahan campuran. Untuk isiannya ada suwiran ayam kampung dan potongan-potongan kekian. Demi mempertahankan citarasa, Pak Minto tetap memasak nasi gorengnya di atas api arang dengan menggunakan wajan wojo (baja). Nasi gorengpun dimasak per porsi, satu per satu, agar kualitasnya terjaga.
Nasi goreng Pak Minto juga cocok bagi para pecinta masakan pedas. Walau level pedasnya sudah di atas rata-rata, pembeli masih bisa mengajukan permintaan khusus untuk menaikkan tingkat kepedasan, tinggal sebut berapa jumlah cabe yang diinginkan. Selain nasi goreng, anda juga bisa mencoba menu lain seperti nasi godog dan bakmi goreng/godog.
Sayangnya, karena fisiknya sudah tidak sekuat dulu, Pak Minto kini mengurangi frekuensi berjualannya. Waktu liburnya tidak tentu dan bisa cukup lama.
Jam buka: 18.00 – sampai habis (bahkan kabarnya bisa sampai dini hari/ hampir Subuh)
Lokasi: Jl. Muwardi (DKT), Salatiga. Depan Alfamart Muwardi/ Pos SPBA (Pom Bensin ABRI)
Januari 2013
Sumber gambar: http://www.facebook.com/pages/Pak-Minto/159275130244?sk=photos_stream