Kuliner Bandung memang tak ada matinya. Dari pagi hingga malam sepertinya kita takkan pernah kesulitan mencari tempat menarik untuk memanjakan lidah dan mengisi perut yang kosong. Bahkan di larut malam pun kita masih bisa menemukan tempat makan enak seperti Nasi Kalong yang berada di Jalan RE Martadinata (dikenal juga sebagai Jalan Riau) No. 57, Bandung.
Warung makan berkonsep prasmanan ini menyediakan berbagai macam lauk yang menggoda dan pengunjung bisa bersantap di ruang terbuka sambil menikmati udara malam Bandung. Orang-orang yang biasa beraktivitas di malam hari tak perlu lagi khawatir kelaparan karena Nasi Kalong buka hingga dini hari.
Disebut Nasi Kalong karena hidangan unik ini dijual pada malam hari (kalong aktif di malam hari). Selain itu, nasinya memang berwarna hitam seperti halnya warna tubuh kalong atau kelelawar. Bahan yang digunakan sebenarnya adalah beras merah. Namun dimasak sedemikian rupa dengan bumbu tertentu sehingga menjadi Nasi Kalong yang wangi dan pulen. Warna hitamnya berasal dari kluwak, bumbu yang biasa dipakai untuk memasak rawon maupun gabus pucung.
Selain kualitas rasa, nampaknya Martin, sang pemilik Warung Nasi Kalong, juga turut mempertimbangkan aspek kesehatan dari makanan. Inilah kenapa beras merah lebih dipilih daripada nasi putih. Lauk yang tersedia rata-rata tak terlihat berlemak. Sayurnya pun dimasak minimalis tanpa menggunakan santan, seperti misalnya buncis bakar yang memjadi salah satu primadona di warung ini. Tampilan buncis bakarnya sungguh menggoda. Buncisnya masih terlihat cerah dan renyah. Rasa manis alami dari buncis juga masih bisa dirasakan.
Tiap harinya tersedia kurang lebih 20 jenis masakan yang disajikan dengam model prasmanan. Pembeli bebas memilih lauk dan sayur untuk dikombinasikan dengan Nasi Kalong. Beberapa di antaranya adalah ayam goreng madu, tempura udang, telur rendang, sambal goreng ati, tahu tausi, rolade daging, dendeng ayam, gepuk abon, bundis bakar, dan lain-lain. Selain buncis bakar yang seolah sudah menjadi paduan wajib Nasi Kalong, ayam goreng madu dan tempura udang adalah beberapa menu yang juga menjadi favorit pelanggan.
Ayam kampung dipotong-dipotong dalam ukuran kecil kemudian dimasak dengan bumbu madu. Sebelum digoreng, ayam terlebih dahulu dibaluri tepung dan dioven hingga setengah matang. Dagingnya empuk dan bumbunya meresap hingga ke bagian dalam. Tempura udangnya juga menarik. Ukurannya cukup besar dengan baluran tepung yang gurih dan renyah. Bila tak suka dengan nasi merah, tempat ini juga menyediakan nasi putih. Tapi apalah artinya bersantap disini tanpa menjajal menu andalannya.
Nasi Kalong yang berdiri sejak 2007 ini makin populer semenjak profilnya sering ditampilkan di stasiun televisi. Para selebritis ataupun tokoh nasional juga banyak yang pernah mencicipi kelezatan Nasi Kalong. Jejak kehadiran mereka bisa dilihat dari foto-foto yang terpampang di warung. Saking ramainya, anda harus siap menghadapi antrean yang panjang jika berkunjung kesini, Antreannya bahkan bisa lebih panjang pada saat akhir pekan. Tapi setidaknya dengan sistem prasmanan, waktu untuk mengantre tidak akan terlalu lama.
Buka: 19.00 – 03.00 WIB
Lokasi: Jalan RE Martadinata (atau Jalan Riau) No. 57, Bandung.
November 2013
Kalau ke Bandung lagi mungkin nasi kalong masuk daftar kunjungan ketika berburu kuliner Bandung malam hari hehe. Kemarin sempet ke Bandung tapi kurang bebas dan belum tahu kuliner yang satu ini.