Jika di Jawa makanan berkuah paling populer adalah soto, maka di Makassar kita akan bertemu dengan coto. Secara konsep, coto memang terbilang sama dengan soto. Sama-sama hidangan berkuah kaldu dengan potongan-potongan daging sapi di dalamnya. Jika soto biasa menggunakan daging sapi atau ayam, coto lebih identik dengan daging sapi atau kerbau. Perbedaan mencolok tentu pada bumbu yang digunakan. Kuah coto yang pekat kecokelatan menunjukkan bahwa masakan ini cukup kaya rempah.
Sekilas penampilan coto sebenarnya lebih mirip rawon khas Jawa Timur daripada soto. Akan tetapi coto Makassar tidak menggunakan kluwak (bumbu yang memberikan efek warna hitam pada masakan). Bumbu coto yang barangkali jarang ditemukan pada jenis makanan yang serupa adalah jinten, jahe, tauco, dan kacang tanah sangrai yang sudah dibuang kulitnya. Ada juga yang menambahkan kayu manis. Kacang tanah sangrai yang dihaluskan akan menambah rasa gurih pada kuah kaldu, sekaligus membuatnya lebih kental.
Salah satu tempat yang sering direkomendasikan untuk mencicipi sajian khas Makassar ini adalah Coto Nusantara. Dinamakan demikian karena lokasinya berada di Jl. Nusantara No. 32, Makassar. Tempatnya tak seberapa luas, namun pengunjungnya sangat ramai. Mereka seolah tak keberatan bersantap coto sambil berdesakan. Kalau sudah begini kita bisa menduga bahwa Coto Nusantara ini rasanya memang benar-benar istimewa. Kabarnya pejabat daerah hingga pusat juga gemar bersantap coto Makassar di sini. Saking ramainya Coto Nusantara ini, pengunjung yang datang terlalu siang bisa gigit jari karena tidak kebagian.
Coto Nusantara menawarkan aneka pilihan isian seperti daging sapi, babat, lidah, hati, dsb. Daging dan jeroan diolah dengan baik sehingga teksturnya benar-benar empuk dan tidak berbau. Potongan daging atau jeroan tersebut disajikan dalam mangkuk kecil dengan siraman kuah kaldu yang gurih dan berwarna gelap. Disediakan pelengkap berupa sambal, jeruk nipis, kecap, garam, irisan daun bawang, dan bawang merah goreng sehingga pembeli bisa meracik sendiri rasa coto sesuai selera. Di Makassar, coto tidak disantap bersama nasi, melainkan dengan buras, semacam ketupat khas Makassar. Buras disajikan terpisah dan pembeli bebas mengambil berapa banyak yang diinginkan. Untuk seporsi coto, satu atau dua buah buras rasanya sudah cukup mengenyangkan.
Coto mungkin bukan makanan asing lagi bagi kebanyakan orang Indonesia, karena makin mudah dijumpai di luar Makassar. Namun tentu akan sangat spesial jika kita bisa mencicipi citarasa coto yang otentik di tanah kelahirannya. Jadi, jangan lewatkan untuk berburu coto ketika berkunjung ke Makassar. Selamat mencoba!
Coto Nusantara Makassar
Lokasi: Jl. Nusantara No. 32 Makassar
Jam buka: 07.00 pagi – 17.00