Seorang wanita sepuh duduk di balik panci-panci besar sambil melayani orang-orang yang terlihat sudah tak sabar ingin mencicipi salah satu gudeg legendaris di Yogyakarta ini. Tangannya yang kurus dan renta masih terlihat luwes meracik nasi gudeg pesanan pelanggannya. Gudeg, telur, ayam, tahu, tempe, sambal goreng krecek, satu per satu ia tata langsung dengan tangannya sesuai pesanan di atas sepincuk nasi. Sebenarnya agak kurang pas juga kalau disebut warung karena Mbah Lindu hanya menggelar dagangannya di sebuah meja besar, disertai beberapa bangku kayu dan plastik yang tak akan muat menampung pengunjung saat sedang ramai. Jika sudah begitu, beberapa dari mereka harus rela makan dengan berdiri atau mencari tempat lain untuk sekedar duduk sambil menikmati gudeg Mbah Lindu.
kuliner legendaris Jogja
Soto Kadipiro, Kuliner Legendaris Yogyakarta Sejak Tahun 1921
Jogja memang bukan gudangnya kuliner soto. Tapi ini bukan berarti masyarakatnya tidak menggemari masakan berkuah ini. Tetap ada satu-dua tempat yang sering menjadi rujukan utama para penikmat soto di Jogja. Salah satu yang sudah sangat terkenal adalah Soto Kadipiro. Soto ini mempunyai akar sejarah yang panjang di Yogyakarta, bahkan sejak sebelum era kemerdekaan. Berdiri tahun 1921, kini usia Soto Kadipiro pun hampir 1 abad. Pendirinya adalah Karto Wijoyo, yang meninggal pada tahun 1972, dan kini dilanjutkan oleh generasi ketiganya. Hal yang luar biasa sebuah usaha kuliner bisa bertahan puluhan tahun dan tetap dicintai para penggemarnya. Selain karena kedekatan emosional dengan para pelanggan setianya, tentu ini juga menandakan kualitas masakan yang disajikan selalu terjaga.