Gudeg Mbah Lindu: Penjual Gudeg Legendaris Berusia Hampir Satu Abad

Seorang wanita sepuh duduk di balik panci-panci besar sambil melayani orang-orang yang terlihat sudah tak sabar ingin mencicipi salah satu gudeg legendaris di Yogyakarta ini. Tangannya yang kurus dan renta masih terlihat luwes meracik nasi gudeg pesanan pelanggannya. Gudeg, telur, ayam, tahu, tempe, sambal goreng krecek, satu per satu ia tata langsung dengan tangannya sesuai pesanan di atas sepincuk nasi. Sebenarnya agak kurang pas juga kalau disebut warung karena Mbah Lindu hanya menggelar dagangannya di sebuah meja besar, disertai beberapa bangku kayu dan plastik yang tak akan muat menampung pengunjung saat sedang ramai. Jika sudah begitu, beberapa dari mereka harus rela makan dengan berdiri atau mencari tempat lain untuk sekedar duduk sambil menikmati gudeg Mbah Lindu.

Baca Selengkapnya

Cinta Bersemi di Mie Ayam Tumini

Tak ada yang lebih nikmat dari semangkuk mie ayam panas di tengah hawa dingin yang menyergap dan hujan yang semakin akrab. Hidung dibuai aroma sedap yang menguar dari kuah kental yang menyelimuti mie berukuran tebal, nyaris sepertimie dari Jepang.Penampakannya semakin menggoda dengan potongan-potongan daging ayam terlihat menyembul dalam kuah berwarna cokelat tersebut. Kuahnya yang kental terlihat lebih mirip kari Jepang daripada kuah kaldu biasa, dan itu menjadi ciri khas mie ayam legendaris yang berlokasi di daerah Giwangan, Yogyakarta, ini.

Baca Selengkapnya

Gudeg Sagan Jogja, Aroma dan Rasanya Sungguh Menggoda

Berkunjung ke Jogja tanpa mencicipi gudeg ibarat melewatkan permata di pelupuk mata. Dari pagi hingga malam, bahkan dini hari sekalipun, takkan habis tempat untuk bisa menikmati makanan tradisional khas Jogja ini. Ada banyak pilihan yang bisa dicoba, dari yang dijual di kaki lima atau warung tenda, sampai yang kelas restoran dengan tempat lebih nyaman dan … Baca Selengkapnya

Pecel Senggol Khas Pasar Beringharjo Yogyakarta

Ingin menikmati kuliner ndeso di tengah pusat keramaian kota Yogyakarta? Cobalah singgah di Pecel Senggol yang berlokasi tepat di depan Pasar Beringnharjo Yogyakarta. Disebut demikian karena pelanggan harus rela berdesakan saat suasana sedang ramai. Tak hanya dengan sesama pembeli pecel, tapi juga pengunjung pasar lain yang berlalu-lalang. Suasana pasar yang hiruk-pikuk ternyata tidak menyurutkan niat orang untuk turut menikmati menu sarapan ala orang Yogyakarta ini. Pembelinya beragam, dari warga lokal hingga turis mancanegara yang penasaran dengan kuliner tradisional Yogyakarta. Di sini tak ada meja dan kursi layaknya sebuah warung makan. Hanya ada beberapa kursi plastik untuk menampung pembeli. Saat sedang ramai, tak jarang ada pembeli yang harus mencari tempat agak jauh menepi sekedar untuk makan.

Baca Selengkapnya

Tengkleng Fenomenal Berporsi “Gajah” dari Yogyakarta

Sekilas kuliner Yogyakarta yang satu ini terkesan seram atau setidaknya membuat orang mengerutkan dahi saat mendengar namanya, dibuat bertanya-tanya apa benar ada masakan seperti ini? Namun biasanya raut wajah orang langsung berubah sumringah begitu melihat sendiri bagaimana wujud Tengkleng Gajah. Namanya memang Tengkleng Gajah, akan tetapi bahan yang digunakan tidak benar-benar daging/tulang gajah. Istilah gajah di sini merujuk pada porsi/ukuran tulang kambing yang potongannya cukup besar.

Baca Selengkapnya

Kuliner Ndeso ala Sambal Belut Pak Sabar

Meskipun sekarang terasa semakin padat dan ramai, ada romantisme tersendiri saat berkunjung ke Yogyakarta. Apalagi bagi orang yang pernah tinggal di kota pelajar ini. Kenangan akan kebersahajaan hidup, keguyuban warganya, dan suasana kotanya akan selalu melekat. Prinsip alon-alon waton kelakon (biar lambat asal selamat) itu memang bisa dirasakan saat hidup di Yogyakarta. Pernah ada ungkapan di kalangan mahasiswa, kalau ingin cari uang pergilah ke Jakarta tapi kalau ingin menikmati hidup berkaryalah di Jogja.

Baca Selengkapnya

Soto Kadipiro, Kuliner Legendaris Yogyakarta Sejak Tahun 1921

Jogja memang bukan gudangnya kuliner soto. Tapi ini bukan berarti masyarakatnya tidak menggemari masakan berkuah ini. Tetap ada satu-dua tempat yang sering menjadi rujukan utama para penikmat soto di Jogja. Salah satu yang sudah sangat terkenal adalah Soto Kadipiro. Soto ini mempunyai akar sejarah yang panjang di Yogyakarta, bahkan sejak sebelum era kemerdekaan. Berdiri tahun 1921, kini usia Soto Kadipiro pun hampir 1 abad. Pendirinya adalah Karto Wijoyo, yang meninggal pada tahun 1972, dan kini dilanjutkan oleh generasi ketiganya. Hal yang luar biasa sebuah usaha kuliner bisa bertahan puluhan tahun dan tetap dicintai para penggemarnya. Selain karena kedekatan emosional dengan para pelanggan setianya, tentu ini juga menandakan kualitas masakan yang disajikan selalu terjaga.

Baca Selengkapnya

Nasi Campur Bali Sakanti, Kuliner Rasa Bali di Yogyakarta

Bagi orang dari luar Jawa, tinggal di Yogyakarta kadang memberi tantangan tersendiri. Apalagi kalau bukan soal adaptasi dengan citarasa masakan setempat. Masakan Jawa yang cenderung manis biasanya tak terlalu cocok dengan selera mereka. Solusi termudah tentunya warung makan Padang yang menawarkan menu variatif dan rasanya lebih bisa diterima oleh orang Indonesia pada umumnya.

Baca Selengkapnya

Citarasa Tradisional Yogyakarta dalam Mangut Lele Mbah Marto

Jika di Semarang dan sekitarnya kita mengenal masakan mangut iwak pe (ikan pari) dan mangut kepala ikan manyung, di Yogyakarta ada masakan serupa yang juga cukup populer, yakni mangut lele. Meski menggunakan jenis ikan yang berbeda, keduanya sama-sama melalui proses pengasapan. Ikan asap inilah yang menjadi ciri khas masakan mangut. Selain menjadi pengawet alami, pengasapan juga memberikan warna yang menarik pada ikan dan aroma khas yang sedap saat dimasak.

Baca Selengkapnya

Cokelat Monggo, Oleh-Oleh Khas Yogyakarta Bercitarasa Internasional

Ketika ditanya soal oleh-oleh khas dari Yogyakarta, kebanyakan orang pasti akan menyebut bakpia, gaplek atau makanan tradisional lainnya. Tapi tahukah anda bahwa di Yogyakarta juga terdapat oleh-oleh khas dengan citarasa internasional? Cokelat Monggo mungkin sudah tidak asing bagi sebagian orang, namun untuk yang belum tahu ini adalah produk inovatif yang memadukan cokelat dengan aneka bahan lokal seperti durian, cabai, jahe, dll. Dalam beberapa tahun terakhir, Cokelat Monggo mulai menjadi oleh-oleh favorit para pelancong yang berkunjung ke Yogyakarta. Banyak pula yang kaget setelah tahu di Kota Pelajar ini terdapat produsen cokelat dengan kualitas unggul.

Baca Selengkapnya

error: