Tak ada yang lebih nikmat dari semangkuk mie ayam panas di tengah hawa dingin yang menyergap dan hujan yang semakin akrab. Hidung dibuai aroma sedap yang menguar dari kuah kental yang menyelimuti mie berukuran tebal, nyaris sepertimie dari Jepang.Penampakannya semakin menggoda dengan potongan-potongan daging ayam terlihat menyembul dalam kuah berwarna cokelat tersebut. Kuahnya yang kental terlihat lebih mirip kari Jepang daripada kuah kaldu biasa, dan itu menjadi ciri khas mie ayam legendaris yang berlokasi di daerah Giwangan, Yogyakarta, ini.
wisata kuliner jogja
Gudeg Sagan Jogja, Aroma dan Rasanya Sungguh Menggoda
Berkunjung ke Jogja tanpa mencicipi gudeg ibarat melewatkan permata di pelupuk mata. Dari pagi hingga malam, bahkan dini hari sekalipun, takkan habis tempat untuk bisa menikmati makanan tradisional khas Jogja ini. Ada banyak pilihan yang bisa dicoba, dari yang dijual di kaki lima atau warung tenda, sampai yang kelas restoran dengan tempat lebih nyaman dan … Baca Selengkapnya
Pecel Senggol Khas Pasar Beringharjo Yogyakarta
Ingin menikmati kuliner ndeso di tengah pusat keramaian kota Yogyakarta? Cobalah singgah di Pecel Senggol yang berlokasi tepat di depan Pasar Beringnharjo Yogyakarta. Disebut demikian karena pelanggan harus rela berdesakan saat suasana sedang ramai. Tak hanya dengan sesama pembeli pecel, tapi juga pengunjung pasar lain yang berlalu-lalang. Suasana pasar yang hiruk-pikuk ternyata tidak menyurutkan niat orang untuk turut menikmati menu sarapan ala orang Yogyakarta ini. Pembelinya beragam, dari warga lokal hingga turis mancanegara yang penasaran dengan kuliner tradisional Yogyakarta. Di sini tak ada meja dan kursi layaknya sebuah warung makan. Hanya ada beberapa kursi plastik untuk menampung pembeli. Saat sedang ramai, tak jarang ada pembeli yang harus mencari tempat agak jauh menepi sekedar untuk makan.
Tengkleng Fenomenal Berporsi “Gajah” dari Yogyakarta
Sekilas kuliner Yogyakarta yang satu ini terkesan seram atau setidaknya membuat orang mengerutkan dahi saat mendengar namanya, dibuat bertanya-tanya apa benar ada masakan seperti ini? Namun biasanya raut wajah orang langsung berubah sumringah begitu melihat sendiri bagaimana wujud Tengkleng Gajah. Namanya memang Tengkleng Gajah, akan tetapi bahan yang digunakan tidak benar-benar daging/tulang gajah. Istilah gajah di sini merujuk pada porsi/ukuran tulang kambing yang potongannya cukup besar.
Kuliner Ndeso ala Sambal Belut Pak Sabar
Meskipun sekarang terasa semakin padat dan ramai, ada romantisme tersendiri saat berkunjung ke Yogyakarta. Apalagi bagi orang yang pernah tinggal di kota pelajar ini. Kenangan akan kebersahajaan hidup, keguyuban warganya, dan suasana kotanya akan selalu melekat. Prinsip alon-alon waton kelakon (biar lambat asal selamat) itu memang bisa dirasakan saat hidup di Yogyakarta. Pernah ada ungkapan di kalangan mahasiswa, kalau ingin cari uang pergilah ke Jakarta tapi kalau ingin menikmati hidup berkaryalah di Jogja.
Soto Kadipiro, Kuliner Legendaris Yogyakarta Sejak Tahun 1921
Jogja memang bukan gudangnya kuliner soto. Tapi ini bukan berarti masyarakatnya tidak menggemari masakan berkuah ini. Tetap ada satu-dua tempat yang sering menjadi rujukan utama para penikmat soto di Jogja. Salah satu yang sudah sangat terkenal adalah Soto Kadipiro. Soto ini mempunyai akar sejarah yang panjang di Yogyakarta, bahkan sejak sebelum era kemerdekaan. Berdiri tahun 1921, kini usia Soto Kadipiro pun hampir 1 abad. Pendirinya adalah Karto Wijoyo, yang meninggal pada tahun 1972, dan kini dilanjutkan oleh generasi ketiganya. Hal yang luar biasa sebuah usaha kuliner bisa bertahan puluhan tahun dan tetap dicintai para penggemarnya. Selain karena kedekatan emosional dengan para pelanggan setianya, tentu ini juga menandakan kualitas masakan yang disajikan selalu terjaga.
Oseng-Oseng Mercon Bu Narti, Jagonya Masakan Pedas di Yogyakarta
Bagi yang belum pernah mencoba, oseng-oseng mercon barangkali terdengar aneh, lucu, unik, atau membuat penasaran. Masa iya mercon dioseng, apa tidak meledak waktu dimasak? Ledakan itu memang ada, tapi di mulut saat kita menyantapnya. Oseng-oseng mercon adalah istilah yang dipakai untuk menyebut masakan super pedas yang berisikan tetelan daging sapi atau koyoran. Di Yogyakarta, menu ini menjadi salah satu favorit para pecinta makanan pedas. Saking populernya, beberapa tahun yang lalu penjual oseng-oseng mercon juga banyak bermunculan di luar kota Yogyakarta.
Blusukan Pasar Beringharjo Demi Sepiring Empal Daging Bu Warno yang Istimewa
Tak ada yang lebih membahagiakan dari sepiring nasi empal dan sayur asem yang lezat setelah lelah berbelanja di Malioboro atau Pasar Beringharjo. Menu masakan rumahan ini bisa ditemui di warung Sego Empal Bu Warno yang berlokasi di lantai dua Pasar Beringharjo. Jangan terkecoh dengan menunya yang terkesan sangat biasa. Sesederhana apapun sebuah masakan, bila diolah dengan prima akan menghasilkan satu hidangan istimewa yang tak mudah dilupakan. Begitulah Sego Empal Bu Warno, selalu membuat orang untuk ingin kembali lagi menyantapnya. Setidaknya reputasi Sego Empal Bu Warno juga bisa dilihat dari para penggemarnya, dari pakar kuliner, selebritis, hingga keluarga Keraton Yogyakarta sendiri.
Rela Blusukan Demi Ayam Goreng Mbah Cemplung yang Legendaris
Banyak yang bilang Yogyakarta adalah salah satu gudangnya kuliner enak, namun yang sudah lama tinggal di Kota Pelajar ini tentu paham bahwa untuk menikmati kuliner otentik Jogja yang benar-benar istimewa kadang butuh perjuangan lebih. Dari yang harus blusukan di pasar-pasar tradisional hingga menyusuri kampung-kampung di pedesaan. Di tempat-tempat yang jauh dari pusat keramaian itulah biasanya kita masih bisa merasakan nuansa kebersahajaan Yogyakarta yang dewasa ini kian pudar, termasuk dalam hal kulinernya. Di Yogyakarta memang tersedia banyak ragam makanan, namun kuliner ndeso di daerah-daerah pinggiran itulah yang justru ngangeni (membuat rindu).
Legitnya Kipo Khas Kotagede – Jogja

Kekayaan kuliner nusantara salah satunya tercermin dari banyaknya jenis kue tradisional yang bisa kita temui di berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali yang ada di Kotagede, Jogja. Di Kotagede ada satu jajanan pasar unik yang barangkali masih asing bagi kebanyakan orang, namanya adalah Kipo. Kipo terbuat dari adonan tepung ketan yang dibentuk bulatan pipih dan diberi isi enten-enten (parutan kelapa yang dimasak dengan gula jawa).