Selain enting-enting gepuk, ada lagi satu makanan ringan yang sangat populer di kota Salatiga dan tak jarang dijadikan oleh-oleh para pelancong, yakni Gethuk Kethek. Gethuk –ejaan Jawa untuk getuk– adalah sejenis makan tradisional yang terbuat dari bahan dasar singkong. Sementara “Kethek” dalam bahasa Jawa berarti monyet. Masyarakat sekitar akrab menyebutnya Gethuk Kethek karena sang pemilik memang memelihara seekor monyet di depan warungnya.
Berbeda dengan getuk dari Magelang ataupun getuk goreng ala Sokaraja yang mempunyai tekstur lebih padat dan agak kasar, Gethuk Kethek ini terasa sangat istimewa karena teksturnya begitu lembut dan ringan ketika dimakan. Cara membuatnya pun sangat sederhana. Singkong yang telah dikukus ditumbuk bersama parutan kelapa dan gula pasir hingga tercampur sempurna. Ditambahkan pula sedikit garam dan essence vanili untuk memperkuat rasa dan aroma. Adonan getuk kemudian dicetak dalam bentuk balok-balok kecil.
Kunci kelembutan Gethuk Kethek terletak pada pemilihan bahan dan proses pengolahannya. Bahan baku singkong yang digunakan tidak boleh keras dan terlalu berserat. Waktu proses penumbukan dan pencetakan, serat- serat singkong yang tersisa juga harus disingkirkan. Gethuk Kethek ini tidak menggunakan bahan pengawet sehingga tidak bisa tahan lama. Lewat dari satu hari saja getuk ini dipastikan sudah basi. Namun jika langsung dimasukkan ke lemari pendingin (maksimal enam jam setelah pembelian), kemungkinan Gethuk Kethek masih bisa tahan hingga dua hari. Anda bisa memakannya lagi dalam keadaan dingin, tapi tentunya sensasi kenikmatan getuk ini akan sedikit berkurang. Cara lain untuk menikmatinya adalah dengan digoreng. Dengan cara ini anda akan mendapatkan sensasi baru menikmati gethuk kethek: renyah pada bagian luar, tapi lembut dan manis di dalam.
Karena cepat basi, Gethuk Kethek sengaja diproduksi dalam jumlah yang tak terlalu banyak. Dengan begitu pelangganpun selalu bisa menikmati getuk dalam keadaan baru atau fresh, walaupun tak jarang harus berebut tempat agar tidak kehabisan jatah. Gethuk Kethek hanya tersaji dalam satu rasa saja, rasa orisinal, tak ada variasi rasa lain semacam cokelat, keju, atau yang lainnya. Warnanya putih menarik, sesuai dengan warna alami singkong dan campuran kelapa di dalamnya. Tak ada tambahan pewarna di dalamnya. Gethuk Kethek yang lembut dan manis ini sangat cocok sebagai teman minum teh atau kopi.
Saking larisnya, pembeli kadang harus antre cukup panjang atau menelepon dulu untuk melakukan pemesanan. Gethuk Kethek dihargai Rp10.000,- per bungkusnya (harga Mei 2013) dan tiap bungkus/kotak berisi 20 buah. Lokasinya tak terlalu sulit dicari, hanya masuk beberapa meter dari jalan raya Jend. Sudirman. Kalau dari arah kota atau dari Hotel Laras Asri, anda bisa masuk lewat jalan kecil di kiri jalan setelah lampu merah pertigaan ABC / seberang Bakso ABC. Kabarnya Gethuk Kethek juga telah membuka cabang di Jalan Slamet Riyadi, Ungaran, tepatnya di belakang kantor DPRD Kabupaten Semarang.
Jam Buka: pagi -sore
Lokasi: Jl. Argo Tunggal Nomor 9, Salatiga. Tak jauh dari Hotel Laras Asri. Masuk lewat jalan kecil setelah lampu merah pertigaan ABC / di seberang Bakso ABC. Telp: (0298) 315374