Terpikat Aneka Olahan Berbumbu Kecombrang di Kecombrang Resto – Yogyakarta

BAGIKAN DI: Facebooktwitterpinterestlinkedintumblr

*Kontributor: Intania

Ayam bumbu pedas kecombrang ala Kecombrang Resto - Ypgyakarta (foto: Intania)

Ayam bumbu pedas kecombrang ala Kecombrang Resto – Ypgyakarta (foto: Intania)

Pilihan makan kami malam ini jatuh pada sebuah rumah makan yang menarik bernama Kecombrang. Ini adalah kali kedua kami makan di rumah makan bergaya rustic tersebut. Mulanya saya tertarik gara-gara nama rumah makan ini, Kecombrang. Kecombrang adalah sebuah tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk bahan makanan, baik batang maupun bunganya. Kecombrang punya nama lain yang barangkali lebih familiar di telinga pembaca, seperti Kincung atau Honje.

Pertama kali kenal Kecombrang ketika saya camping bareng teman-teman di lereng Lawu. Seorang teman membawa kecombrang sebagai bahan memasak. Rasanya agak aneh, tapi sungguh enak. Daya tarik kecombrang selanjutnya ketika saya mampir makan di Warung Blayu, Bali. Menu sambel bejek yang salah satu bahannya adalah kecombrang membuat saya mendeklarasikan diri sebagai pecinta kecombrang. Karena itu, tak heran kala saya temui warung dengan nama Kecombrang langsung membuat saya ingin masuk.

Malam ini saya ingin mencoba ayam bumbu pedas kecombrang setelah pada kunjungan pertama saya mencoba ayam suwir kecombrang. Oya, tak lupa saya tambah sambal kecombrang. Rupanya saya tak salah pilih. Ketika pesanan datang, sepotong ayam dengan bumbu di atasnya, serta sepiring nasi putih hangat membuat saya tak sabar mencicipinya. Namun, saya harus menahan diri karena pesanan pacar belum datang. Kali ini dia memilih menu ikan dori bakar kecombrang.

Kami memang sengaja memilih menu berbahan kecombrang meski di situ juga disediakan aneka menu tanpa kecombrang. Bagi sebagian orang, kecombrang akan terasa sangat aneh. Rasanya seperti ada wewangian di mulut ketika memakannya. Kadang rasanya tak hilang hingga berjam-jam kemudian.

Saat pesanan pacar datang, langsung saya santap ayam bumbu pedas kecombrang di hadapan. Saya cicipi dulu bumbu yang melumuri seluruh potongan ayam itu. Wah, rasanya benar-benar nendang. Bumbunya sangat kuat. Ada campuran antara kecombrang, cabe, ketumbar, dan kemangi. Rasanya perpaduan antara pedas dan manis, serta aroma kecombrang dan daun kemangi yang kuat.

Sendok dan garpu lantas saya alihkan ke potongan ayam. Bumbu yang sungguh nikmat tadi benar-benar meresap ke daging ayam, membuat saya tak berhenti mengunyah hingga tulang-tulangnya. Ditambah lagi dengan sambal kecombrang yang rasanya sangat pedas dan aroma kecombrangnya sangat kuat saat menempel di lidah.

Seperti biasa, kami suka memesan makanan yang berbeda lalu saling cicip. Malam ini pun saya memotong ikan dori bakar dengan bumbu kecombrang milik dia. Rasanya tak kalah enak dari pesanan saya. Ikan dori fillet dibakar, lalu dibumbui dengan bumbu yang hampir mirip dengan ayam pedas saya. Untuk ikan fillet ini, aroma kecombrang lebih meresap ke dagingnya daripada ayam yang saya pesan. Tapi menurut saya, rasa keduanya juara, benar-benar sesuai dengan slogan rumah makan ini, njawil lidahmu. Sayang malam ini nasinya kurang pulen.

Sungguh pilihan yang tepat bagi kami memilih Kecombrang sebagai tempat makan malam. Apalagi ada live music setiap Sabtu pukul 20.00 sampai rumah makan ini tutup pukul 23.00. Oya, menu makanan di sini sekitar belasan ribu hingga tigapuluhan ribu.

Kecombrang Resto

Buka: 11.00 – 23.00 WIB

Lokasi: Jl. Abubakar Ali No 2A, Kota Baru – Yogyakarta

Januari 2014

 

 

Updated: 21 Januari 2014 — 5:36 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *