




Belakangan ini minuman berbahan dasar jahe menjadi primadona karena diyakini memiliki berbagai khasiat kesehatan, khususnya kemampuannya dalam membantu meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan ancaman virus corona atau Covid-19. Ada yang memilh mengonsumsi jahe bubuk yang siap seduh karena lebih praktis, ada pula yang lebih suka mengolah minuman rempah atau empon-empon dengan menggunakan jahe segar karena rasanya bisa lebih intens.

Jahe sendiri ada beberapa jenis di antaranya adalah jahe merah, jahe emprit, dan jahe gajah. Jahe merah memiliki tingkat kepedasan lebih jika dibandingkan jenis yang lain, dan mempunyai khasiat yang lebih banyak pula. Itulah kenapa harganya juga relatif lebih mahal. Jahe emprit adalah jahe yang digemari para penikmat minuman rempah karena memiliki tingkat kepedasan lebih daripada jahe biasa dan harganya relatif lebih murah daripada jahe merah. Sementara jahe gajah dikenal memiliki ukuran yang lebih besar dibanding yang lainnya namun dengan rasa pedas yang lebih moderat. Jahe bubuk lebih banyak dipilih selain kepraktisannya juga karena tahan lama, padahal jahe segar oun bisa juga bertahan lama asal kita tahu cara menyimpannya. Berikut ini adalah tips menyimpan jahe segar (baik itu jahe merah segar, jahe emprit segar, maupun jahe gajah segar) agar tahan lama dan kualitasnya terjaga:

- Cuci jahe di bawah air mengalir sampai bersih dari tanah yang masih menempel
- Tempatkan jahe dalam wadah yang ada tutupnya (bisa semacam Tupperware atau toples plastik). Isi wadah dengan air dan pastikan semua jahe terendam sempurna. Tutup wadah dengan rapat.
- Simpan jahe di dalam kulkas. Kalau tak ada kulkas bisa disimpan dalam suhu ruangan.
- Ganti air dalam wadah setiap tiga hari sekali. Kalau air tidak diganti, warna kulit jahe bisa berubah menjadi hitam keunguan, tapi bagian dalamnya masih bagus.