Tak ada yang lebih membahagiakan dari sepiring nasi empal dan sayur asem yang lezat setelah lelah berbelanja di Malioboro atau Pasar Beringharjo. Menu masakan rumahan ini bisa ditemui di warung Sego Empal Bu Warno yang berlokasi di lantai dua Pasar Beringharjo. Jangan terkecoh dengan menunya yang terkesan sangat biasa. Sesederhana apapun sebuah masakan, bila diolah dengan prima akan menghasilkan satu hidangan istimewa yang tak mudah dilupakan. Begitulah Sego Empal Bu Warno, selalu membuat orang untuk ingin kembali lagi menyantapnya. Setidaknya reputasi Sego Empal Bu Warno juga bisa dilihat dari para penggemarnya, dari pakar kuliner, selebritis, hingga keluarga Keraton Yogyakarta sendiri.
kuliner yogyakarta
Rela Blusukan Demi Ayam Goreng Mbah Cemplung yang Legendaris
Banyak yang bilang Yogyakarta adalah salah satu gudangnya kuliner enak, namun yang sudah lama tinggal di Kota Pelajar ini tentu paham bahwa untuk menikmati kuliner otentik Jogja yang benar-benar istimewa kadang butuh perjuangan lebih. Dari yang harus blusukan di pasar-pasar tradisional hingga menyusuri kampung-kampung di pedesaan. Di tempat-tempat yang jauh dari pusat keramaian itulah biasanya kita masih bisa merasakan nuansa kebersahajaan Yogyakarta yang dewasa ini kian pudar, termasuk dalam hal kulinernya. Di Yogyakarta memang tersedia banyak ragam makanan, namun kuliner ndeso di daerah-daerah pinggiran itulah yang justru ngangeni (membuat rindu).
Lezatnya Pizza Tradisional Italia di Nanamia Pizzeria — Yogyakarta
Kontributor: Intania

Bosan dengan pizza ala Amerika dengan roti tebal dan enek? Cobalah pizza di Nanamia Pizzeria.
Di kedai ini, pizza yang dijual adalah pizza ala Italia dengan roti tipis dan renyah sehingga tak bikin kita cepat kenyang dan bahkan bikin kita ingin nambah lagi dan lagi. Roti tipisnya dipanggang di atas oven tradisional sehingga tidak berminyak. Rasa rotinya gurih dan kadang sedikit pahit jika agak gosong. Teksturnya lembut di tengah karena pengaruh topping dan kriuk di pinggir.
Terpikat Aneka Olahan Berbumbu Kecombrang di Kecombrang Resto – Yogyakarta
*Kontributor: Intania

Pilihan makan kami malam ini jatuh pada sebuah rumah makan yang menarik bernama Kecombrang. Ini adalah kali kedua kami makan di rumah makan bergaya rustic tersebut. Mulanya saya tertarik gara-gara nama rumah makan ini, Kecombrang. Kecombrang adalah sebuah tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk bahan makanan, baik batang maupun bunganya. Kecombrang punya nama lain yang barangkali lebih familiar di telinga pembaca, seperti Kincung atau Honje.
Brongkos Legendaris dari Warung Ijo Bu Padmo

Bagi para penggemar Brongkos, masakan serupa rawon yang berkuah kehitaman dan berbahan kacang tolo, nama Warung Ijo Bu Padmo tentunya sudah tak asing lagi. Warung yang sudah ada sejak kurang lebih 60 tahun yang lalu ini dikenal luas karena masakan Brongkosnya yang istimewa, bahkan sebagian orang menganggap tempat ini menyajikan Brongkos dengan citarasa terbaik.
Spesialnya Nasi Brongkos dari Warung Handayani – Yogyakarta

Brongkos adalah masakan tradisional serupa rawon namun dengan isian yang lebih beragam. Ciri khas Brongkos, selain kuah yang berwarna hitam, adalah kacang tolo yang menjadi komponen utamanya. Isinya bisa menggunakan daging sapi, koyor, lidah, telur, maupun tahu. Di Yogyakarta ada tempat yang cukup terkenal dengan masakan brongkosnya, yakni Warung Makan Handayani. Lokasinya tak jauh dari Alun-Alun Kidul Keraton Yogyakarta, di jalan yang mengarah ke Plengkung Gading. Selain Gudeg, Brongkos Handayani bisa menjadi alternatif pilihan jika ingin menikmati kuliner khas Kota Pelajar. Citarasa Brongkos yang cenderung gurih-asin barangkali lebih cocok untuk lidah yang tak terbiasa dengan citarasa manis masakan di kota ini.
Nostalgia ala SGPC Bu Wiryo 1959 – UGM Jogja

Ada satu warung pecel di seputaran kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang sangat legendaris, namanya Warung Sega Pecel Bu Wiryo atau yang lebih populer dengan sebutan SGPC Bu Wiryo 1959. Warungnya berada di seberang Fakultas Peternakan UGM, dekat dengan Lapangan Klebengan. Angka 1959 menunjukkan tahun berdirinya warung ini, meskipun tempat awalnya bukan di lokasi yang sekarang. Pengunjung SGPC Bu Wiryo kebanyakan adalah mahasiswa, dosen, maupun para alumni UGM yang datang untuk bernostalgia. Warung ini dari dulu memang menjadi tempat klangenan bagi mereka yang punya ikatan historis dengan kampus UGM.
Gulai Kepala Ikan Mas Agus – Cabang Salatiga

Gulai Kepala Ikan Nikmat Rendah Kolesterol
Bagi para penggemar masakan gulai kepala ikan ada tempat yang wajib dikunjungi: Warung Gulai Kepala Ikan Mas Agus. Warung ini sebenarnya adalah usaha waralaba yang telah berkembang di berbagai kota. Usaha ini dirintis oleh suami-istri Agus dan Liesmia Harmanto sejak awal tahun 2010. Sekarang terdapat kurang lebih 32 cabang yang tersebar di seluruh Pulau Jawa. Beberapa di antaranya ada di Solo, Yogyakarta, Surabaya, Kediri, Salatiga, Boyolali, Jakarta, Jember, dll. Untuk cabang Salatiga lokasinya ada di Blotongan, di pinggir jalan raya Salatiga-Semarang.
Bebek Goreng H. Slamet, Kartasura

Bagi penggemar menu bebek, nama bebek Slamet pastilah tak asing lagi di telinga mereka. Warung bebek goreng H. Slamet ini berlokasi di Sedahromo Lor RT 01/RW 07 Kartasuro, Sukoharjo Jawa Tengah. Meski masuk wilayah Kabupaten Sukoharjo, warung ini letaknya tak jauh dari pusat Kota Solo dan sangat mudah dijangkau (dekat dengan jalan raya Solo-Jogja). Haji Slamet Raharjo, sang pemilik warung, mulai berjualan bebek goreng pada tahun 1986 di pinggir jalan Solo-Jogja, dan sejak tahun 1992 pindah ke dalam kampung Sedahromo Lor karena terkena pelebaran jalan.
Serabi Notosuman Solo
Jalan-jalan ke Solo tak lengkap rasanya jika tidak membawa oleh-oleh yang satu ini. Serabi merupakan salah satu jajanan khas Solo yang cukup banyak variasinya dan penjualnya pun banyak tersebar di penjuru kota Solo. Serabi Notosuman ini termasuk usaha kuliner tertua di kota Solo yang dirintis sejak tahun 1923. Pemilik yang sekarang adalah generasi ketiga dari … Baca Selengkapnya